BIRU = BOBOTOH INDEPENDENT RAJAPOLAH UNITED

2/21/2011

Menunggu Kehadiran Pemain Asing Persib ke-40

Bandung - Memasuki putaran dua Liga Super Indonesia (LSI), Persib masih tetap bertaburan pemain asing. Bahkan sore ini, Persib berencana menyeleksi sejumlah pemain asing. Mampukah para pemain asing tersebut menjadi bintang di Persib, atau hanya sebatas pemanis?

Setelah mendepak dua pemain asing asal Singapura Shahril Bin Ishak dan Baihakki Bin Khaizan, tim berjuluk Maung Bandung kembali mendatangkan bek jangkung asal Kamerun Abanda Herman.

Abanda masuk sebagai pemain asing ke-39 yang resmi berkostum Persib Bandung, terhitung sejak Maung Bandung kali pertama memakai jasa pemain asing di Liga Indonesia IX/2003. Kuartet Polandia, Mariusz Mucharski (kiper), Pawel Bocian (bek), Piotr Orlinski (gelandang), Maciej Dolega (striker), jadi barisan pemain asing pertama yang dikontrak Maung Bandung sekaligus menandai era baru Persib yang mulai terbuka terhadap pemain asing

Namun, dari seluruh pemain asing yang pernah membela Persib, hanya beberapa pemain asing saja yang mampu bertahan di skuad Maung Bandung lebih dari satu musim. Setelah Cristian Gonzales, striker kelahiran Uruguay yang memperkuat Persib sejak Januari 2009, resmi menjadi WNI pada November 2010, sosok Hilton Moreira berpeluang menjadi pemain asing paling lama yang bertahan mengenakan kostum biru-biru.

Hilton melewati catatan beberapa pemain asing yang pernah berkostum Persib lebih dari satu musim. Sebut saja Redouane Barkaui. Ia pertama kali berkostum Maung Bandung pada Ligina XII/2006. Kemudian Lorenzo Cabanas yang berkarier di Persib pada Ligina XIII/2007 serta LSI 2008/2009. Kiprah Barkaui dan Cabanas berakhir seusai dua musim membela Persib.

Lantas apa yang diperoleh Maung Bandung dari masuknya para pemain asing? Sejak menjuarai liga professional perdana tahun 1995 dengan mengalahkan Petrokimia 1-0 di final, tim berjuluk Maung Bandung tak pernah lagi mengecap manisnya mahkota juara. Persib hanya bisa berbangga karena diminati banyak pemain asing.

Sebagai salah satu tim yang bertabur dana plus punya nama besar, faktanya Maung Bandung memang menjadi salah satu bidikan pemain-pemain asing. Bagaimana tidak, kontrak yang bisa dikantongi para pemain asing ini mulai kisaran ratusan juta hingga miliaran rupiah seperti yang didapat Cristian Gonzales.

Sekadar untuk mengingat, Persib Bandung bisa menjadi juara Liga Indonesia (LI) pertama pada 1994/1995, dengan hanya mengandalkan pemain lokal. Sementara saat itu, hampir seluruh peserta LI menggunakan jasa pemain impor. Bahkan semua pemain Persib saat merumput berasal dari hasil pembinaan klub lokal Bandung.

Nama-nama besar seperti Robby Darwis, Yusuf Bachtiar, Sukowiyono, Asep Sumantri, Nandang Kurnaedi, Sutiono, Anwar Sanusi serta pemain-pemain lainnya merupakan hasil binaan klub divisi Persib. Dengan amunisi pemain murni lokal tersebut, Persib menjadi juara mengalahkan tim-tim lain yang mayoritas dihuni pemain asing. Adalah pelatih Indra Thohir yang meracik para pemain lokal tersebut menjadi kekuatan besar di kancah sepak bola nasional.

Sebelum membawa Persib Juara LI I 1994/1995, Indra Thohir pun mengantarkan Robby Darwis cs menjuarai kompetisi PSSI Perserikatan edisi terakhir tahun 1993/1994. Bahkan para pemain lokal ini pun mampu berbicara di kancah Asia. Saat mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia 1994/1995, Persib mampu menembus babak perempat final hingga Indra dianugerahi predikat Pelatih Terbaik Asia 1995.

Namun setelah masa kejayaan itu, Pesib malah terus dibanjiri pemain-pemain asing. Tapi pertanyaannya kemudian, apakah kehadiran pemain asing tersebut ikut membantu kemajuan prestasi Persib atau hanya sekadar pemanis dan syarat belaka?

Sampai sekarang belum ada analisa soal pemain asing di Persib. Namun, bila pertimbangan karena pemain lokal berkualitas terbatas dan sudah ada klub yang mengontrak lima pemain asing, sangat tidak rasional.

Manajemen seharusnya melakukan evaluasi secara detail adanya laporan stok pemain lokal terbatas. Parameternya harus jelas. Sebab, untuk menggolongkan pemain berkualitas atau tidak, selama ini belum ada aturan baku. Tidak semua pemain asing di Indonesia itu berkualitas prima. Bahkan hanya segelintir pemain asing yang benar-benar berkualitas.

Fenomena ini makin kentara ketika banyak juga pemain asing yang terlibat kasus kekerasan di lapangan. Pelatih-pelatih yang pernah menangani Persib sering berkilah agar tidak menyalahkan pemain asingnya, tapi melihat juga pemain lokal, apakah mereka juga punya kualitas. Tentu saja itu menjadi argumen yang aneh.

"Di Bandung saja sudah banyak yang layak untuk menjadi pemain Persib dibanding pemain luar. Banyak juga pemain asal Bandung yang pergi ke daerah lain untuk menjadi pemain profesional," ujar mantan pelatih Persib Indra Thohir.

Pelatih Daniel Roekito membuktikan bahwa pemain lokal milik Persib bisa berbicara lebih. Terbukti, kala menjamu Pelita Jaya Karawang di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (6/2/2011), Daniel bereksperimen dengan memasang 11 pemain lokal, plus satu pemain “asing” yang telah dinaturalisasi Cristian Gonzales.

Hasilnya Persib mengungguli tamunya dengan skor 1-0. Gol tersebut tercipta pada babak pertama saat lapangan diisi 11 pemain lokal. Optimisme produk lokal makin menyala ketika beberapa hari sebelumnya, Daniel sempat mengatakan hanya akan menurunkan pemain-pemain yang memiliki hati dan loyal kepada Maung Bandung. Bahkan ia juga menyebut pemain lokal masih memiliki mental dan semangat tinggi.

Saat menjamu Persijap Jepara, Minggu Minggu (13/2?2011) Daniel Roekito hanya menurunkan pemain lokal, hasilnya Persib menggebuk Persijap dengan skor telak 4-1. Sebuah bukti lagi bahwa pemain lokal tak kalah kuat dengan pemain asing. "Kalau lihat seperti ini, akan kita pertahankan tim ini," ujar Daniel.

Bobotoh Persib pun mengaku tidak keberatan jika manajemen menghapus pemain asing. Namun pemain tersebut harus mempunyai kualitas tinggi dan loyal kepada Persib. Bahkan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menilai kualitas pemain lokal, termasuk hasil binaan sendiri Persib, tidak kalah dengan pemain asing yang harganya cukup tinggi. Jadi tak salah bila Persib berniat kembali memaksimalkan potensi pemain lokal. “Pada dasarnya kita siap tidak memakai pemain asing”, tegas orang nomor dua di Jabar itu.

Para pemain lokal binaan Persib akan selalu ada sekalipun tim kebanggaan warga Bandung terpuruk di dasar klasemen. Mereka mempunyai keterikatan batin lebih kuat dibanding pemain luar Bandung atau Jabar, apalagi pemain asing yang hanya bermain karena alasan profesionalisme, atau menjadi barang pemanis dan penarik bobotoh untuk datang ke stadion.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar