BIRU = BOBOTOH INDEPENDENT RAJAPOLAH UNITED

1/26/2011

Bukti Penggalangan Dukungan untuk Nurdin

Kabar yang beredar bahwa Ketua Umum PSSI Nurdin Halid menggalang dukungan pada kongres tahunan semakin terlihat bukan isapan jempol saja. Ada bukti Nurdin diketahui melakukan penggalangan kekuatan agar kembali terpilih menjadi ketua umum pada kongres pemilihan Ketua Umum PSSI 2011-2015, 19 Maret nanti, di Pulau Bintan, Kepulauan Riau.

Pada kongres yang digelar pada 20-21 Januari lalu itu, semua klub diminta untuk menandatangani surat pernyataan dukungan menggunakan kop surat dan materai Rp 6.000. Surat dukungan tersebut diedarkan pada malam sebelum kongres tersebut. Ketua Umum Persija Jakarta, Toni Tobias, membenarkan adanya surat dukungan tersebut.

"Memang benar. Bentuk dukungan berupa surat pernyataan dan telah kami tanda tangani kemarin, Jumat (21/1/2011)," ungkapnya.

Salah satu butir dalam surat dukungan tersebut, kata Toni, adalah tetap setia mendukung kepemimpinan Nurdin Halid hingga masa kepemimpinannya berakhir. Menurutnya, hampir semua klub tetap loyal terhadap Nurdin.

Adanya surat dukungan semakin diperkuat lewat pernyataan Komisaris Utama Persebaya 1927, Saleh Mukadar. Saleh, yang terkenal vokal membongkar kebobrokan PSSI, mengaku memiliki bukti bahwa surat pernyataan telah disebar kepada peserta kongres.

"Malam ini di lokasi kongres telah beredar surat pernyataan agar mendukung Nurdin sebagai Ketua Umum PSSI kembali. Saya telah punya bukti. Nanti saya akan memublikasikan kepada semuanya," ungkapnya.

Selain surat dukungan, Toni mengungkapkan dalam sidang kongres, PSSI berjanji akan memberikan kucuran dana sebesar Rp 2 miliar per tahun, sedangkan klub Divisi Utama sebesar Rp 300 juta per tahun. Klub-klub pun semakin berbunga-bunga setelah Nurdin juga berjanji akan melepaskan 99 persen saham PT Liga Indonesia yang selama ini dikuasai oleh PSSI.

Saat dikonfirmasi, Nurdin secara tegas membantah kabar tersebut. Pria asal Makassar itu menyatakan proses pemilihan berdasarkan statuta. "Itu fitnah. Kalau ada, alhamdulillah. Artinya, saya masih didukung sebagai Ketua Umum PSSI. Nurdin menegaskan bahwa proses pemilihan berdasarkan statuta PSSI. Kalau melenceng dari statuta PSSI, FIFA akan memberikan sanksi kepada kami," kata Nurdin saat memberikan keterangan pers seusai Kongres II PSSI di Hotel Pan Pasific, Bali, Sabtu (22/1/2011).

Nurdin sah-sah saja menyangkal tudingan tersebut. Namun, dari formulir yang diterima oleh Kompas.com, terdapat dua lembar formulir pernyataan bentuk dukungan. Lembar pertama berisi pernyataan dukungan untuk Ketua Umum PSSI Nurdin Halid dan lembar kedua berisi lembar pernyataan untuk anggota Komite Eksekutif. Lembar pernyataan untuk Nurdin tertulis menggunakan kop resmi PSSI yang ditempeli materai Rp 6.000.

"Pernyataan Dukungan Ketua Umum PSSI Periode 2011-2015. Nama kandidat: Drs HAM Nurdin Halid. Tanggal Lahir: 17 November 1958. Dengan ini menyatakan bahwa kami menominasikan dan memilih Drs HAM Nurdin Halid sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015," demikian tertulis dalam formulir itu.

Di lembar tersebut disediakan kolom kosong untuk ditandatangani oleh Ketua Umum Pengprov dan Sekretaris Pengprov PSSI. Sementara lembar dukungan untuk anggota Komite Eksekutif tertulis, "Dengan ini menyatakan bahwa kami menominasikan dan memilih ______ sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015."

Di lembar ini disediakan kolom kosong untuk ditandangani oleh pengurus klub yang terdiri dari ketua umum dan sekretaris umum.

Jika ada kop PSSI, artinya lembar dukungan itu dari lembaga otoritas sepak bola Indonesia tersebut. Artinya lagi, nyaris tak mungkin jika Nurdin tak mengetahuinya karena dia sebagai ketua umum organisasi tersebut.
Read More »»

Agar Lebih Rileks, Latihan Diliburkan

Rabu (26/1), pelatih Daniel Roekito meliburkan pemain selama sehari. Hal itu untuk memulihkan kembali kondisi fisik dan mental para pemain. Daniel sengaja memberikan waktu rehat agar pemain bisa rileks dengan beristirahat atau berkumpul bersama keluarga sebelum tim berangkat menuju tanah Papua untuk melakukan pertandingan tandang melawan Persiwa Wamena dan Persipura Jayapura. "Waktu libur bisa mereka manfaatkan untuk berkumpul bersama anak, istri, kerabat, dan rekan-rekannya. Hal tersebut akan membuat mereka segar kembali dan dapat menghilangkan stres," ujar Daniel.

Karena tidak ada latihan, suasana mes PERSIB di jalan Ahmad Yani terlihat sepi. Hanya Baihakki Khaizan, Hariono, Munadi, Isnan Ali, dan Shahril Ishak yang berada di kamarnya. Mereka memilih tinggal di mes untuk beristirahat ketimbang berjalan-jalan keluar untuk menghibur diri. "Hari ini kan libur latihan, semua pemain pada keluar. Ada yang pulang, jalan-jalan, ada juga yang diam di kamar saja," ujar Hariono.

Jika pemain libur, tidak demikian dengan para pembantu umum. Mereka justru tengah sibuk mempersiapkan peralatan dan kostum tim yang akan dibawa ke Papua. Menurut salah satu pembantu umum, Zulkarnaen, dirinya harus mempersiapkan segala halnya tiga hari sebelum pemberangkatan tim agar tidak ada yang tertinggal. "Jika sepatu ketinggalan mungkin bisa pinjam atau beli lagi, tapi kalau baju tim yang ketinggalan kita bisa kewalahan karena tidak bisa digantikan. Maka dari itu kami selalu melakukan cek ulang semua perlengkapan sebelum keberangkatan," ujarnya
Read More »»

PERSIB Pindah ke Liga Primer?

PERSIB pindah ke Liga Primer Indonesia (LPI). Itu adalah seruan seluruh bobotoh yang hadir di Stadion Siliwangi dalam pertandingan lanjutan LSI Persib melawan Arema, Minggu (23/1), yang berakhir imbang 1-1. Pertandingan itu menjadi sebuah ajang pelampiasan amarah bobotoh, atas ketidak becusan wasit memimpin pertandingan. Saya sendiri sebetulnya tidak yakin para wasit PSSI ini sebegitu amburadulnya. Saya merasa ada kesengajaan dari tim pemimpin pertandingan ini untuk menjadi juru adil yang tidak adil. Motivasinya apa? Bisa bermacam-macam motivasinya, dari uang sampai rasa tidak suka, sampai atas perintah! Tapi saya yakin betul motivasinya bukan ingin kelihatan bodoh dan tidak kompeten, karena para wasit ini pasti orang-orang kompeten dan tidak bodoh di bidangnya!

Kompetensi menjadi pertanyaan besar di setiap aspek sepakbola di Indonesia. Dari pimpinan teratasnya hingga level terbawah, di setiap level terdapat keraguan akan kompetensi. Yang hebatnya justru ini bukan tidak disadari oleh para pembuat keputusan sepakbola di Indonesia. Namun alih-alih membelanjakan uang miliaran rupiah untuk membenahi dan meningkatkan kompetensi wasit, misalnya, para petinggi ini malah membelanjakan uang miliaran rupiah untuk melobi pendukung suara di Kongres PSSI. Padahal tanpa perlu belanja miliaran rupiah untuk membeli suara pemilihan, semua orang akan dengan senang hati menerima kembali para penguasa sepakbola Indonesia asal kompetensi aspek sepakbola memenuhi standar tinggi.

Maka, pindah ke LPI, sudah bukan lagi wacana di internal PERSIB. Tinggal menunggu ketok palu, pindah atau tinggal! Pertimbangan-pertimbangan sedang dikumpulkan, demikian juga untung rugi jika bergabung dengan LPI dan meninggalkan LSI. Yang pasti dengan pindah ke LPI, PERSIB tidak mungkin mengikuti ajang Piala Indonesia. Hal ini karena Piala Indonesia adalah perhelatan dari PSSI. Sementara itu hampir semua sponsor PERSIB terkait dengan penyelenggaraan Piala Indonesia. Artinya mereka mengikat kotrak sponsorship dengan PERSIB untuk di dua ajang: Liga Super dan Piala Indonesia. Artinya kalau mau pindah ke LPI, maka harus ada pembicaraan serius dengan para sponsor.

Sementara itu bicara soal aspek pertandingannya, LPI juga bukan tidak punya kelemahan. Standar kualitas lapangan pertandingan, seperti pertandingan Batavia FC vs Solo FC di Sumantri Brojonegoro Jaksel, tidak memenuhi standar nasional sekalipun. Masalah kualitas lapangan yang menyedihkan ini, terjadi juga di laga-laga lain. Lalu mengenai kualitas wasit? Apakah wasit di LPI pasti lebih baik? Mari kita bercermin dari kasus pemukulan wasit oleh Simon Q dari Semarang United dan protes Batavia Union atas kepemimpinan wasit ketika kalah 1-2 atas Solo FC. Belum lagi kasus pengeroyokan terhadap warga Lamongan hingga tewas oleh ulah suporter.

Memang ada janji hibah "Marque Player" untuk dipakai oleh klub, atau boleh memilih pelatih kualitas wahid kelas dunia. Tentu saja ini menjanjikan sebuah masa depan klub yang berkualitas. Namun mampukan klub menyediakan juga fasilitas kelas wahid bagi para super star kelas Dunia ini? Juga tentu saja diperlukan usaha untuk “menjual” mereka ke para sponsor. Karena punya bintang di dalam klub itu biayanya besar, kalau sampai tidak ada pemasukan untuk menutup kebutuhan fasilitas VIP mereka, bisa-bisa klub rugi terus dan tidak pernah mandiri. Bukankah kemandirian klub adalah salah satu tujuan LPI?

Lalu, apakah artinya pindah ke LPI tidak menguntungkan, dan tinggal di LSI akan menjamin masa depan Persib? Coba kita lihat kondisi LSI sekarang. Kualitas wasit dan isu serta kecurigaan adanya pengaturan pertandingan sudah bertiup kencang. Walaupun PSSI sudah membentuk komisi khusus untuk menyelidiki hal ini, namun hasilnya masih tanda tanya besar. Kita memang tidak bisa menuduh PSSI melindungi atau terlibat dengan mereka yang melakukan kejahatan hina ini. Tapi paling tidak PSSI gagal menuntaskan masalah ini di semua level kompetisi liga.

Secara keuangan, PSSI sudah jelas-jelas membuat program paling cepat tanpa APBD bagi klub tahun 2014. Kenapa? Alasannya sumir sekali. Kesiapan klub dan daerah jadi alasan utama. Bagi saya ini adalah argumen yang membodohkan masyarakat. PERSIB, dengan bangga saya katakan, sudah bisa membuktikan dengan APBD = Rp 0 tetap bisa "survive". Tidak mudah memang, tapi bisa. Pernyataan bahwa daerah tidak siap itu sama saja menganggap rendah kemampuan para putra terbaik daerah. Wajar kalau kemudian alasan menunggu sampai 2014 dihubungkan dengan konstelasi politik di tahun 2014. Lagi pula, bukankah PSSI dan PT Liga Indonesia dihuni oleh para pengusaha dan profesional bisnis top di Indonesia, yang pasti lebih dari mampu untuk membuat sebuah model bisnis yang sehat bagi klub sepakbola profesional di Indonesia. Dengan begitu, klub bukan hanya dijadikan mainan hobi belaka, lalu dimanfaatkan untuk memeras uang para pengurusnya yang ambisi mengejar prestasi dengan instant dan massa pendukungnya jadi "vote" target ketika pemilu.

Yang menarik adalah, kenyataan bahwa kemana pun PERSIB berkompetisi seluruh bobotoh masih menunjukkan cinta yang besar. Artinya, di Liga manapun PERSIB berkompetisi akan memberikan daya tarik kuat bagi Liga tersebut. Jadi tinggal Liga mana yang memberikan penawaran lebih menarik, untuk kepentingan PERSIB dan sepak bola Indonesia. LPI secara informal sudah menyodorkan banyak benefit kepada PERSIB. Kita tinggal tunggu tawaran serius nya. PSSI? Bukannya menawarkan benfits atau perbaikan, malah mengancam akan mengeluarkan PERSIB dari PSSI jika terbukti memasang dengan sengaja, papan LPI di Stadion Siliwangi dalam pertandingan 23 Januari 2011 melawan Arema. Lah, Siapa yang butuh, siapa nih?
Read More »»

Persib Pindah Ke LPI? Tinggal Ketok Palu

Bobotoh Persib yang hadir di Stadion Siliwangi, Minggu (23/1) lalu untuk menyaksikan laga antara Persib dan Arema kompak berteriak meminta Maung Bandung hijrah ke Liga Primer Indonesia (LPI) sebagai ekspresi kekecewaan karena tim kesayangan mereka lagi-lagi dikerjai wasit. Wakil direktur utama Persib M. Farhan pun bereaksi melalui laman resmi klub.

Menurut Farhan, pindah ke LPI bukan sekedar wacana internal, tetapi tinggal menunggu ketok palu, pindah atau tinggal dan manajemen tengah mengumpulkan pertimbangan-pertimbangan sekaligus menghitung untung-rugi jika pergi meninggalkan Superliga Indonesia (ISL).

Salah satu yang menjadi faktor pertimbangan adalah keterikatan Persib dengan sponsor. Hampir semua kontrak sponsor yang didapat tim terikat pada dua kompetisi, yaitu ISL dan Piala Indonesia. Untuk pindah, Persib harus melakukan negosiasi ulang terlebih dahulu.

Farhan kemudian mengakui jika LPI sudah menyodorkan banyak keuntungan bagi Persib dan pihaknya masih menunggu tawaran serius. Sementara PSSI bukannya memberi keuntungan atau perbaikan, mereka malah megneluarkan ancaman memecat Persib dari keanggotaan PSSI jika terbukti dengan sengaja memasang papan iklan LPI di Stadion Siliwangi saat pertandingan melawan Arema.

Di laman yang sama, Farhan mengeluarkan kritisi bagi LPI dan ISL sekaligus. Menurutnya LPI bukannya tanpa kelemahan, dia menyoroti banyaknya venue pertandingan yang tidak memenuhi standar nasional. Sementara bagi ISL, dia mempersoalkan ketidakmampuan PSSI menuntaskan masalah kualitas wasit di semua level kompetisi.
Read More »»

Inilah Alasan LPI Inginkan Persib Bergabung

Jakarta - Juru bicara Liga Primer Indonesia Abi Hasantoso tidak menutupi jika LPI sangat menantikan bergabungnya Persib Bandung ke liga yang dimusuhi PSSI tersebut.

Setelah dua kali merasa dicurangi wasit di Liga Super, liga besutan PSSI, Persib Bandung mulai berpikir serius untuk menyeberang ke LPI yang dibesut pengusaha Arifin Panigoro itu. Meski demikian, Abi menjelaskan belum ada kontak resmi antara LPI dengan klub yang bersangkutan.

“Sampai sekarang secara resmi kami belum dihubungi Persib,” ungkapnya. “Tetapi yang jelas kami membuka pintu lebar-lebar untuk Persib Bandung ke Liga Primer Indonesia.”

Saat ini menurut Abi, ada lima klub yang dikabarkan merapat ke LPI dan tengah menjalani proses verifikasi. Sedikit berbeda dengan lima klub tersebut, andai Persib memang berniat bergabung, bisa dipastikan prosesnya tidak akan lama karena secara kasat mata Maung Bandung memenuhi syarat-syarat verifikasi.

“Kalau untuk Persib, seandainya mereka menghubungi kami, prosesnya bisa lebih cepat. Ibaratnya kami tinggal buka pintu dan mereka masuk,” ungkapnya.

“Mereka sudah memenuhi syarat-syarat secara umum. Mereka sudah mandiri dari APBD (Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah) dan punya badan hukum, sehingga sudah layak disebut klub profesional,” urai Abi.

“Persib Bandung juga punya sejarah yang bagus, selain itu suporter mereka, bobotoh juga merupakan salah satu kelompok suporter terbesar dan salah satu yang terbaik di Indonesia,” tandasnya.
Read More »»

Jalan Persib ke LPI Terbuka Lebar

JAKARTA - Lampu hijau diberikan untuk Persib Bandung untuk meninggalkan Liga Super Indonesia (LPI). Tidak tanggung-tanggung, peluang Persib untuk hengkang dari Liga Super Indonesia (LSI) sangat terbuka lebar jika pengurus klub mau menyatakan kesiapannya pindah ke (LPI).

Menurut Juru Bicara LPI Abi Hasantoso, pihaknya secara terbuka akan menerima tim Maung Bandung untuk menjadi klub ke-20 di LPI. "Kalau mau ke LPI kita buka pintu lebar-lebar bagi Persib," ujar Abi kepada wartawan di kantor LPI di gedung Medco, Jakarta Selatan, Rabu (26/1).

Sebagai tim yang kini sedang terseok-seok di papan bawah klasemen LPI, Abi menilai sudah selayaknya Maung Bandung bergabung ke LPI.

"Persib Bandung itu klub profesional. Klub ini memberikan contoh yang baik bagi persepakbolaan kita karena sudah mandiri," jelasnya.

Soal keputusan Persib akan menjadi bagian dari klub penghuni LPI Abi berharap pada keputusan manajemen.

Dia mengaku saat ini pengurus Persib belum memberikan pernyataan resmi untuk bergabung ke LPI. "Secara formal memang belum ada," katanya.

Kabar berhembusnya Persib pindah ke LPI memang kian gencar setelah klub yang diarsiteki Daniel Roekito ini menelan hasil kurang memuaskan. Faktor perangkat pertandingan yang tidak adil juga membuat manajemen gerah.
Read More »»

Wasit "Bermain" Bukan Hal Baru

Keberadaan oknum wasit yang turut "bermain" dan menentukan hasil akhir sebuah pertandingan sepak bola di Indonesia, bukan merupakan barang baru. Begitu juga dengan keterlibatan pihak-pihak tertentu yang "memesan" wasit untuk memenangkan tim tertentu. Seperti halnya isu suap terhadap pemain, praktik-praktik kotor yang dilakukan oknum wasit tersebut dinilai sudah menjadi rahasia umum.

"Saya tidak mau berkomentar soal wasit. Tapi, hal-hal seperti itu, saya kira sudah ada sejak lama dan sekarang sudah menjadi rahasia umum," kata pelatih Persib, Daniel Roekito, usai memimpin sesi latihan pagi di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa (25/1).

Meskipun sudah lama terjadi, praktik-praktik kotor yang sudah menjadi potret buram sepak bola Indonesia ini sulit diberantas. "Hal-hal seperti itu memang sulit dibuktikan," ujar mantan pelatih Persiba Balikpapan ini.

Mantan pemain Persib dan tim nasional Indonesia di era 1960-an, Emen Suwarman juga membenarkan adanya wasit yang turut "bermain" di zamannya. Hanya saja, Emen menilai "permainan" wasit sekarang justru lebih parah dibandingkan pada saat ia bermain bola. "Wasit seperti itu memang sudah ada. Tapi rasanya tidak separah sekarang," kata pemain yang turut mengantarkan tim "Merah-Putih" menjuarai Merdeka Games tahun 1962 ini.

Pesimis di Wamena

Masih adanya faktor-faktor nonteknis yang melibatkan oknum wasit inilah yang menjadikan Daniel pesimis pasukannya bisa mencuri angka saat bertanding menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, Minggu (30/1). Saking pesimisnya, Daniel sempat bergurau kalau dirinya hanya akan membawa 12 pemain saja ke Wamena, sedangkan pemain lainnya ditinggalkan di Jayapura untuk konsentrasi menghadapi Persipura.

"Tapi yang penting, kita usaha dulu saja. Kalau memang tidak tembus juga, kita hanya akan bawa 12 pemain saja. Yang lain tinggal di Jayapura saja, karena lawan Persipura masih bisa diusahakan," katanya sambil tersenyum.

Meski demikian, Daniel tetap akan berusaha menyiapkan mental pasukannya untuk menghadapi kemungkinan gangguan nonteknis tersebut. Salah satunya dengan meminta para pemain untuk cuek terhadap apa pun keputusan wasit. "Sekarang ini, saya tidak mau memikirkan wasit. Sebab, kalau dipikirkan terus jadi malas latihan. Kita latihan pagi-sore, tahu-tahu dalam satu setengah jam kita dicurangi, 'kan rugi dan menyakitkan. Lebih baik saya tidak memikirkannya," lanjutnya.
Read More »»

Daniel: Fokus Saja ke LSI!

Ketika manajemen klub Persib Bandung masih berada di simpang jalan, pelatih Daniel Roekito meminta seluruh anggota skuadnya untuk fokus menghadapi pertandingan lanjutan Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Ia tidak mau, Eka Ramdani dan kawan-kawan terpengaruh isu bakal hijrahnya Persib ke Liga Primer Indonesia (LPI).

"Sekarang ini, anginnya lagi ke utara, selatan, timur, barat. Karena itu, kepada pemain saya minta untuk fokus kepada kewajiban mereka sebagai pemain. Kewajiban pemain adalah latihan dan mengikuti jadwal pertandingan. Untuk urusan lain, serahkan saja kepada pengurus," kata Daniel, usai sesi latihan Persib di Stadion Siliwangi Bandung, Selasa (25/1).

Seperti diberitakan, buntut dari kekecewaan terhadap kinerja wasit pada laga melawan Arema Indonesia, Minggu (23/1), manajemen Persib sempat mempertimbangkan tuntutan publik agar tim kebanggaan bobotoh ini hijrah ke LPI. Hingga Selasa (25/1), Persib belum juga mengumumkan sikapnya.

Sesuai jadwal yang sudah dirilis PT Liga Indonesia (PT LI), Persib akan menghadapi Persiwa Wamena di Stadion Pendidikan Wamena, Minggu (30/1) dan Persipura Jayapura di Stadion Mandala Jayapura, Rabu (2/2). Karena itu, mulai sesi latihan kemarin, Daniel fokus mempersiapkan tim menghadapi dua tur maut tersebut.

Benahi kesalahan

Ketika ditanya mengenai kesiapan pasukannya menuju tanah Papua, Daniel mengatakan, dari sisi performa, anak asuhnya terus mengalami peningkatan. Selain itu, katanya, Eka Ramdani dan kawan-kawan pun sudah menunjukkan karakter permainan yang diinginkannya, seperti bermain dalam tempo cepat dan pressure ketat.

Meskipun demikian, Daniel mengakui masih ada kelemahan yang harus dibenahi, terutama masalah mental dan kontrol emosi. "Kontrol emosi itu perlu. Hanya memang kondisi mental itu tergantung dengan keadaan di lapangan. Contohnya Gonzales. Sudah kerja keras di lapangan, kalau wasitnya begitu sadis pasti bikin sakit hati. Kalau sudah begitu memang sulit," kata Daniel.

Selain itu, Daniel juga masih menyoroti lini pertahanannya yang masih kebobolan oleh gol-gol yang "tidak enak dipandang". "Lihat, gol-gol yang terjadi ke gawang kita, semuanya tidak enak. Kebanyakan dari bola mati. Itu harus diperbaiki," katanya.
Read More »»