JAKARTA,(GM)-
Pengaturan tiket yang semrawut dan membuat antrean panjang membuat kesal ribuan pengantre tiket. Mereka yang berada di Pintu Utara Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan di Sektor VI mengamuk. Mereka pun bernyanyi-nyanyi mengecam PSSI.
"Revolusi, revolusi, revolusi PSSI sekarang juga!" teriak mereka sambil mengepalkan tangan, Minggu (26/12).
Bukan sekadar teriakan mengecam PSSI, mereka juga berkali-kali berteriak meminta Ketua Umum PSSI Nurdin Halid turun dari jabatannya. "Nurdin turun, Nurdin turun!" teriak mereka.
Teriakan dan umpatan itu muncul karena para pengantre tiket merasa kecewa dengan sikap panitia penjualan tiket yang lamban dan tidak becus. Umumnya banyak dari mereka yang sampai menginap agar bisa kebagian tiket.
Namun justru loket untuk mengambil kupon baru dibuka siang hari, sehingga tak ayal banyak penonton yang pingsan. Tidak sedikit para pengantre tiket yang datang dari luar kota, misalnya saja dari Surabaya.
Hingga kini pukul 12.50 WIB, kupon akhirnya selesai dibagikan. Panitia sudah meminta agar seluruh pengantre tiket masuk ke dalam stadion. Mereka diminta antre duduk di bangku penonton kemudian menunggu nomor kuponnya dipanggil untuk ditukarkan dengan voucher yang nantinya ditukar dengan tiket pada 28 Desember.
Seorang tewas
Ribuan pengantre tiket yang beringas benar-benar sudah gelap mata. Seorang penjaga tiket dan seorang anggota Brimob Polda Metro Jaya dikeroyok. Pengantre pun melempari Ketua Panitia Lokal atau Ketua LOC, Djoko Driyono dengan botol air mineral. Djoko lalu diamankan petugas keamanan. Sementara itu petugas kepolisian dengan menggunakan speaker terus mengimbau agar pengantre tiket kembali ke tribun. Mereka dijanjikan akan mendapat tiket, namun dengan syarat harus antre.
Ulah ribuan pengantre tiket yang berbondong-bondong menyerbu lapangan berakibat fatal. Rumput di Stadion GBK yang akan digunakan untuk final Piala AFF rusak. Bukan hanya itu, sampah pun berserakan.
Selain sampah, tampak pula rumput yang tercabut, karena ditulisi penonton. "Biarin gak kebagian tiket, yang penting sudah ke lapangan," ujar seorang penonton. Dikabarkan juga, seorang pemulung yang sedang memunguti botol air mineral, ikut jadi korban. Pemulung yang belum diketahui identitasnya itu tewas terinjak-injak.
Read More »»
Blog untuk bobotoh Persib Saalam Dunya Semua berita tentang Persib dan sepakbola Indonesia Download Software dan Mp3 gratis Tip dan trik blog Menghasilkan Uang di Internet Persib Shopee liga 1 transfer Windows berita seputar Rajapolah,Tasikmalaya,Jawa barat Berita CPNS Kab Tasikmalaya Kerajinan Rajapolah
12/27/2010
Keberanian pelatih Persib Bandung, Daniel Roekito (DR) memainkan pemain muda dinilai sangat positif. Oleh karenanya pemain senior dan pemain timnas Indonesia yang berkostum Persib harus berhati-hati.
"Daniel sepertinya ingin mengoptimalkan semua pemain. Daniel tidak memberikan pengecualian kepada para pemainnya. Untuk itu, pemain timnas harus berhati-hati. Jika lengah, bisa digusur oleh pemain muda," ujar mantan pemain Persib Bandung, Yusuf Bachtiar di sela-sela launching Bandung FC, Minggu (26/12).
Yusuf menilai, Daniel sepertinya tidak terlalu tergantung dengan label pemain nasional. Daniel tidak ragu memainkan pemain muda meski di Persib terdapat sejumlah pemain timnas.
Hal itu terbukti saat laga uji coba melawan Persema Malang beberapa waktu lalu, Persib mampu tampil cukup baik. Tanpa diperkuat Maman Abdurahman, Eka Ramdani, Cristian Gonzales, dan Markus Horison. Bhaihaki Khaizan dan Shahril Ishak pun sempat dibangkucadangkan untuk memainkan pemain muda.
"Karenanya semua pemain harus bisa memahami keinginan pelatih," kata Yusuf yang juga mantan asisten pelatih Persib.
Saat ini, lanjut Yusuf, Persib memang telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Persib dinilainya telah mulai menemukan pola permainan. Pemain diberi keleluasaan untuk menguasai bola lebih lama dan tidak berman terburu-buru.
"Sentuhan pemain mulai terlihat. Mudah-mudahan ini terus berkembang dan bisa kembali bangkit," harap Yusuf.
Sebelumnya, pelatih Persib Bandung, Daniel Roekito secara tegas memang memuji penampilan para pemaun muda "Maung Bandung" yang dimainkannya saat pertandingan laga amal melawan Persema Malang beberapa waktu lalu. Bahkan Daniel secara gamblang memuji penampilan Agung Pribadi.
Pujian juga dilontarkan legenda hidup Persib, Ajdat Sudrajat. "Pemain muda Persib ternyata bisa bermain baik. Jika diberi kesempatan lebih banyak, mereka akan bisa lebih berkembang," kata Ajat ketika itu
Read More »»
"Daniel sepertinya ingin mengoptimalkan semua pemain. Daniel tidak memberikan pengecualian kepada para pemainnya. Untuk itu, pemain timnas harus berhati-hati. Jika lengah, bisa digusur oleh pemain muda," ujar mantan pemain Persib Bandung, Yusuf Bachtiar di sela-sela launching Bandung FC, Minggu (26/12).
Yusuf menilai, Daniel sepertinya tidak terlalu tergantung dengan label pemain nasional. Daniel tidak ragu memainkan pemain muda meski di Persib terdapat sejumlah pemain timnas.
Hal itu terbukti saat laga uji coba melawan Persema Malang beberapa waktu lalu, Persib mampu tampil cukup baik. Tanpa diperkuat Maman Abdurahman, Eka Ramdani, Cristian Gonzales, dan Markus Horison. Bhaihaki Khaizan dan Shahril Ishak pun sempat dibangkucadangkan untuk memainkan pemain muda.
"Karenanya semua pemain harus bisa memahami keinginan pelatih," kata Yusuf yang juga mantan asisten pelatih Persib.
Saat ini, lanjut Yusuf, Persib memang telah mengalami peningkatan yang cukup baik. Persib dinilainya telah mulai menemukan pola permainan. Pemain diberi keleluasaan untuk menguasai bola lebih lama dan tidak berman terburu-buru.
"Sentuhan pemain mulai terlihat. Mudah-mudahan ini terus berkembang dan bisa kembali bangkit," harap Yusuf.
Sebelumnya, pelatih Persib Bandung, Daniel Roekito secara tegas memang memuji penampilan para pemaun muda "Maung Bandung" yang dimainkannya saat pertandingan laga amal melawan Persema Malang beberapa waktu lalu. Bahkan Daniel secara gamblang memuji penampilan Agung Pribadi.
Pujian juga dilontarkan legenda hidup Persib, Ajdat Sudrajat. "Pemain muda Persib ternyata bisa bermain baik. Jika diberi kesempatan lebih banyak, mereka akan bisa lebih berkembang," kata Ajat ketika itu
Read More »»
KUALA LUMPUR,(GM)-
Hasil impresif yang ditorehkan timnas Indonesia di ajang Piala AFF Suzuki 2010 harus terhenti di tangan Malaysia dengan skor telak 0-3 di final leg pertama. Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl akhirnya angkat bicara mengenai masalah nonteknis yang dialami timnya sebelum menghadapi Malaysia.
Menurut pelatih asal Austria ini, ia menyesali banyaknya permintaan wawancara pada pemain dan agenda tak penting dari PSSI. Hal itu diungkapkan Riedl menjawab pertanyaan wartawan Indonesia di Malaysia setelah Cristian Gonzales dkk. menelan kekalahan pertamanya di Piala AFF 2010.
Diakui Riedl, ia terusik dengan eksploitasi tim baik dari media maupun PSSI.
"Ya media terlalu banyak minta wawancara tim. Belakangan ini aktivitas dari federasi (PSSI, red) juga agak mengganggu kami. Kegiatan-kegiatan yang berlebihan dan tidak perlu," sindir Riedl. "Mungkin habis (kekalahan) ini, kalian (media) baru akan down to earth," sambungnya.
Euforia terhadap timnas menggila terutama sejak memenangi dua pertandingan pertamanya di fase grup dengan skor mencolok. Para pemain seperti kurang terlindungi dari kejaran wartawan, mulai dari pinggir lapangan latihan sampai di dalam pesawat.
PSSI juga dinilai melakukan blunder ketika membawa seluruh anggota tim ke rumah seorang politisi (Aburizal Bakrie) dan mengikuti doa bersama yang diadakan di sebuah pesantren di Jakarta, kurang 16 jam sebelum bertolak ke Malaysia.
Revolusi PSSI
Kelelahan mental dan stamina disinyalir menjadi penyebab utama hasil memalukan yang dialami timnas Indonesia dari Malaysia (3-0) pada leg pertama final AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil.
Demikian disampaikan salah seorang pendukung Indonesia, Wisnu, usai terjadinya gol ketiga Malaysia. Dia lantas mengganti kostumnya dengan kaus bertuliskan "Revolusi PSSI".
"Pemain mengalami kelelahan mental akibat banyaknya acara yang dilakukan menjelang final. Ini salah Nurdin Halid selaku Ketua Umum PSSI," ujar Wisnu kepada okezone.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Nurdin harus meletakkan jabatannya. "Nurdin turun," tegas Wisnu lagi.
Sebelum laga final, Nurdin memboyong para pemain ke rumah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Setelah itu, ia pun menggiring para pemain mengikuti istigasah di salah satu pesantren di Jakarta.
Acara tidak wajar yang dilakukan timnas ini, diklaim Wisnu sebagai penyebab letihnya mental pemain.
Read More »»
Hasil impresif yang ditorehkan timnas Indonesia di ajang Piala AFF Suzuki 2010 harus terhenti di tangan Malaysia dengan skor telak 0-3 di final leg pertama. Pelatih timnas Indonesia, Alfred Riedl akhirnya angkat bicara mengenai masalah nonteknis yang dialami timnya sebelum menghadapi Malaysia.
Menurut pelatih asal Austria ini, ia menyesali banyaknya permintaan wawancara pada pemain dan agenda tak penting dari PSSI. Hal itu diungkapkan Riedl menjawab pertanyaan wartawan Indonesia di Malaysia setelah Cristian Gonzales dkk. menelan kekalahan pertamanya di Piala AFF 2010.
Diakui Riedl, ia terusik dengan eksploitasi tim baik dari media maupun PSSI.
"Ya media terlalu banyak minta wawancara tim. Belakangan ini aktivitas dari federasi (PSSI, red) juga agak mengganggu kami. Kegiatan-kegiatan yang berlebihan dan tidak perlu," sindir Riedl. "Mungkin habis (kekalahan) ini, kalian (media) baru akan down to earth," sambungnya.
Euforia terhadap timnas menggila terutama sejak memenangi dua pertandingan pertamanya di fase grup dengan skor mencolok. Para pemain seperti kurang terlindungi dari kejaran wartawan, mulai dari pinggir lapangan latihan sampai di dalam pesawat.
PSSI juga dinilai melakukan blunder ketika membawa seluruh anggota tim ke rumah seorang politisi (Aburizal Bakrie) dan mengikuti doa bersama yang diadakan di sebuah pesantren di Jakarta, kurang 16 jam sebelum bertolak ke Malaysia.
Revolusi PSSI
Kelelahan mental dan stamina disinyalir menjadi penyebab utama hasil memalukan yang dialami timnas Indonesia dari Malaysia (3-0) pada leg pertama final AFF Suzuki Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil.
Demikian disampaikan salah seorang pendukung Indonesia, Wisnu, usai terjadinya gol ketiga Malaysia. Dia lantas mengganti kostumnya dengan kaus bertuliskan "Revolusi PSSI".
"Pemain mengalami kelelahan mental akibat banyaknya acara yang dilakukan menjelang final. Ini salah Nurdin Halid selaku Ketua Umum PSSI," ujar Wisnu kepada okezone.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, Nurdin harus meletakkan jabatannya. "Nurdin turun," tegas Wisnu lagi.
Sebelum laga final, Nurdin memboyong para pemain ke rumah Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie. Setelah itu, ia pun menggiring para pemain mengikuti istigasah di salah satu pesantren di Jakarta.
Acara tidak wajar yang dilakukan timnas ini, diklaim Wisnu sebagai penyebab letihnya mental pemain.
Read More »»
KUALA LUMPUR,(GM)-
Diwarnai tindakan curang dari sejumlah pendukung tuan rumah, Indonesia terpaksa harus mengakui keunggulan Malaysia 0-3 pada leg I partai final ASEAN Football Federation (AFF) Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/12). Untuk menjadi juara, Indonesia minimal harus menang dengan selisih 4 gol pada leg II di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (29/12) mendatang.
Partai final leg I kemarin memang sempat dihentikan wasit di menit 53 akibat para penonton terus-menerus menyorotkan laser pada pemain Indonesia.
Saat akan dilakukannya tendangan bebas di dekat kotak penalti Indonesia, sorotan laser mengarah ke wajah kiper Markus Horison.
Penjaga gawang Persib Bandung ini memprotes wasit dan kemudian mengajak rekan-rekannya meninggalkan pertandingan. Wasit menyetujui protes Markus dan meminta pemain berhenti bermain.
Peristiwa itu terjadi sejak menit-menit pertama pertandingan, sorotan laser sudah sangat sering menerpa para pemain Indonesia. Bila tidak diarahkan ke wajah Markus, maka laser diarahkan ke wajah Firman Utina saat sedang mengambil tendangan sudut.
Namun lima menit setelah wasit kembali melanjutkan pertandingan, Malaysia berhasil menjebol gawang Markus. Gol Safee terjadi pada menit 58. Gol ini terjadi lewat kerja sama apik dengan Norshahrul Idlan Talaha.
Malaysia kembali menggandakan keunggulan berkat gol Mohd. Ashari Samsudin pada menit 68 yang masuk menggantikan M. Zainal.
Indonesia akhirnya harus menelan pil pahit untuk ketiga kalinya setelah gawang Markus lagi-lagi jebol pada menit 73. Lagi-lagi Safee yang menjebol gawang Markus.
Sebelum adanya insiden laser, Indonesia bermain penuh disiplin. Tim "Merah Putih" bahkan mampu mencetak gol lebih dulu lewat sontekan Cristian Gonzales saat babak kedua baru berjalan dua menit. Sayang, gol tersebut dianulir wasit karena Gonzales berada dalam posisi offside.
Di partai final leg II nanti, Indonesia harus menang besar atas Malaysia. Selain itu, Indonesia juga harus kehilangan Oktovianus Maniani yang terkena hukuman akumalasi kartu kuning. Pada laga leg I kemarin, Okto diganjar kartu kuning karena pelanggaran yang dilakukannya terhadap pemain Malaysia.
Peluang menipis
Arsitek Indonesia Alfred Riedl menerima dengan lapang dada kekalahan 0-3 dari Malaysia pada leg I babak final AFF ini.
Dalam konferensi pers setelah laga, pelatih asal Austria ini secara jantan memberikan selamat kepada para pemain Malaysia yang menurutnya bermain apik dan banyak memberikan ancaman pada anak asuhnya. "Selamat untuk Malaysia," tuturnya.
Menyikapi tiga gol yang bersarang di gawang Markus Haris Maulana, Riedl enggan menyalahkan barisan belakangnya yang terlihat kurang memberikan pressing ketat kepada para Safee Sali dkk. Riedl menilai, gol pertama Malaysialah yang membuat fokus para pemain goyah.
"Kami bermain cukup baik di babak pertama, begitu juga dengan babak kedua. Namun, setelah Malaysia mencetak gol pertama dan gol kedua yang terjadi dalam waktu singkat, para pemain kebingungan. Hasilnya, pemainan mereka menjadi tak berkembang," lanjutnya.
"Sebenarnya saya berharap mereka bisa membalas setidaknya satu gol untuk bisa membangkitkan moral. Tapi, kami sudah down," tandasnya.
Kekalahan telak 3-0 jelas menipiskan peluang Indonesia untuk bisa meraih gelar juara pertama kalinya di turnamen se-Asia Tenggara ini. Indonesia diwajibkan menang dengan selisih empat gol saat menjamu Malaysia pada leg II di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (29/12).
Read More »»
Diwarnai tindakan curang dari sejumlah pendukung tuan rumah, Indonesia terpaksa harus mengakui keunggulan Malaysia 0-3 pada leg I partai final ASEAN Football Federation (AFF) Cup 2010 di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Malaysia, Minggu (26/12). Untuk menjadi juara, Indonesia minimal harus menang dengan selisih 4 gol pada leg II di Stadion Gelora Bung Karno Jakarta, Rabu (29/12) mendatang.
Partai final leg I kemarin memang sempat dihentikan wasit di menit 53 akibat para penonton terus-menerus menyorotkan laser pada pemain Indonesia.
Saat akan dilakukannya tendangan bebas di dekat kotak penalti Indonesia, sorotan laser mengarah ke wajah kiper Markus Horison.
Penjaga gawang Persib Bandung ini memprotes wasit dan kemudian mengajak rekan-rekannya meninggalkan pertandingan. Wasit menyetujui protes Markus dan meminta pemain berhenti bermain.
Peristiwa itu terjadi sejak menit-menit pertama pertandingan, sorotan laser sudah sangat sering menerpa para pemain Indonesia. Bila tidak diarahkan ke wajah Markus, maka laser diarahkan ke wajah Firman Utina saat sedang mengambil tendangan sudut.
Namun lima menit setelah wasit kembali melanjutkan pertandingan, Malaysia berhasil menjebol gawang Markus. Gol Safee terjadi pada menit 58. Gol ini terjadi lewat kerja sama apik dengan Norshahrul Idlan Talaha.
Malaysia kembali menggandakan keunggulan berkat gol Mohd. Ashari Samsudin pada menit 68 yang masuk menggantikan M. Zainal.
Indonesia akhirnya harus menelan pil pahit untuk ketiga kalinya setelah gawang Markus lagi-lagi jebol pada menit 73. Lagi-lagi Safee yang menjebol gawang Markus.
Sebelum adanya insiden laser, Indonesia bermain penuh disiplin. Tim "Merah Putih" bahkan mampu mencetak gol lebih dulu lewat sontekan Cristian Gonzales saat babak kedua baru berjalan dua menit. Sayang, gol tersebut dianulir wasit karena Gonzales berada dalam posisi offside.
Di partai final leg II nanti, Indonesia harus menang besar atas Malaysia. Selain itu, Indonesia juga harus kehilangan Oktovianus Maniani yang terkena hukuman akumalasi kartu kuning. Pada laga leg I kemarin, Okto diganjar kartu kuning karena pelanggaran yang dilakukannya terhadap pemain Malaysia.
Peluang menipis
Arsitek Indonesia Alfred Riedl menerima dengan lapang dada kekalahan 0-3 dari Malaysia pada leg I babak final AFF ini.
Dalam konferensi pers setelah laga, pelatih asal Austria ini secara jantan memberikan selamat kepada para pemain Malaysia yang menurutnya bermain apik dan banyak memberikan ancaman pada anak asuhnya. "Selamat untuk Malaysia," tuturnya.
Menyikapi tiga gol yang bersarang di gawang Markus Haris Maulana, Riedl enggan menyalahkan barisan belakangnya yang terlihat kurang memberikan pressing ketat kepada para Safee Sali dkk. Riedl menilai, gol pertama Malaysialah yang membuat fokus para pemain goyah.
"Kami bermain cukup baik di babak pertama, begitu juga dengan babak kedua. Namun, setelah Malaysia mencetak gol pertama dan gol kedua yang terjadi dalam waktu singkat, para pemain kebingungan. Hasilnya, pemainan mereka menjadi tak berkembang," lanjutnya.
"Sebenarnya saya berharap mereka bisa membalas setidaknya satu gol untuk bisa membangkitkan moral. Tapi, kami sudah down," tandasnya.
Kekalahan telak 3-0 jelas menipiskan peluang Indonesia untuk bisa meraih gelar juara pertama kalinya di turnamen se-Asia Tenggara ini. Indonesia diwajibkan menang dengan selisih empat gol saat menjamu Malaysia pada leg II di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Rabu (29/12).
Read More »»
Langganan:
Postingan (Atom)