Bandung - Memasuki putaran dua Liga Super Indonesia (LSI), Persib masih tetap bertaburan pemain asing. Bahkan sore ini, Persib berencana menyeleksi sejumlah pemain asing. Mampukah para pemain asing tersebut menjadi bintang di Persib, atau hanya sebatas pemanis?
Setelah mendepak dua pemain asing asal Singapura Shahril Bin Ishak dan Baihakki Bin Khaizan, tim berjuluk Maung Bandung kembali mendatangkan bek jangkung asal Kamerun Abanda Herman.
Abanda masuk sebagai pemain asing ke-39 yang resmi berkostum Persib Bandung, terhitung sejak Maung Bandung kali pertama memakai jasa pemain asing di Liga Indonesia IX/2003. Kuartet Polandia, Mariusz Mucharski (kiper), Pawel Bocian (bek), Piotr Orlinski (gelandang), Maciej Dolega (striker), jadi barisan pemain asing pertama yang dikontrak Maung Bandung sekaligus menandai era baru Persib yang mulai terbuka terhadap pemain asing
Namun, dari seluruh pemain asing yang pernah membela Persib, hanya beberapa pemain asing saja yang mampu bertahan di skuad Maung Bandung lebih dari satu musim. Setelah Cristian Gonzales, striker kelahiran Uruguay yang memperkuat Persib sejak Januari 2009, resmi menjadi WNI pada November 2010, sosok Hilton Moreira berpeluang menjadi pemain asing paling lama yang bertahan mengenakan kostum biru-biru.
Hilton melewati catatan beberapa pemain asing yang pernah berkostum Persib lebih dari satu musim. Sebut saja Redouane Barkaui. Ia pertama kali berkostum Maung Bandung pada Ligina XII/2006. Kemudian Lorenzo Cabanas yang berkarier di Persib pada Ligina XIII/2007 serta LSI 2008/2009. Kiprah Barkaui dan Cabanas berakhir seusai dua musim membela Persib.
Lantas apa yang diperoleh Maung Bandung dari masuknya para pemain asing? Sejak menjuarai liga professional perdana tahun 1995 dengan mengalahkan Petrokimia 1-0 di final, tim berjuluk Maung Bandung tak pernah lagi mengecap manisnya mahkota juara. Persib hanya bisa berbangga karena diminati banyak pemain asing.
Sebagai salah satu tim yang bertabur dana plus punya nama besar, faktanya Maung Bandung memang menjadi salah satu bidikan pemain-pemain asing. Bagaimana tidak, kontrak yang bisa dikantongi para pemain asing ini mulai kisaran ratusan juta hingga miliaran rupiah seperti yang didapat Cristian Gonzales.
Sekadar untuk mengingat, Persib Bandung bisa menjadi juara Liga Indonesia (LI) pertama pada 1994/1995, dengan hanya mengandalkan pemain lokal. Sementara saat itu, hampir seluruh peserta LI menggunakan jasa pemain impor. Bahkan semua pemain Persib saat merumput berasal dari hasil pembinaan klub lokal Bandung.
Nama-nama besar seperti Robby Darwis, Yusuf Bachtiar, Sukowiyono, Asep Sumantri, Nandang Kurnaedi, Sutiono, Anwar Sanusi serta pemain-pemain lainnya merupakan hasil binaan klub divisi Persib. Dengan amunisi pemain murni lokal tersebut, Persib menjadi juara mengalahkan tim-tim lain yang mayoritas dihuni pemain asing. Adalah pelatih Indra Thohir yang meracik para pemain lokal tersebut menjadi kekuatan besar di kancah sepak bola nasional.
Sebelum membawa Persib Juara LI I 1994/1995, Indra Thohir pun mengantarkan Robby Darwis cs menjuarai kompetisi PSSI Perserikatan edisi terakhir tahun 1993/1994. Bahkan para pemain lokal ini pun mampu berbicara di kancah Asia. Saat mewakili Indonesia dalam Liga Champions Asia 1994/1995, Persib mampu menembus babak perempat final hingga Indra dianugerahi predikat Pelatih Terbaik Asia 1995.
Namun setelah masa kejayaan itu, Pesib malah terus dibanjiri pemain-pemain asing. Tapi pertanyaannya kemudian, apakah kehadiran pemain asing tersebut ikut membantu kemajuan prestasi Persib atau hanya sekadar pemanis dan syarat belaka?
Sampai sekarang belum ada analisa soal pemain asing di Persib. Namun, bila pertimbangan karena pemain lokal berkualitas terbatas dan sudah ada klub yang mengontrak lima pemain asing, sangat tidak rasional.
Manajemen seharusnya melakukan evaluasi secara detail adanya laporan stok pemain lokal terbatas. Parameternya harus jelas. Sebab, untuk menggolongkan pemain berkualitas atau tidak, selama ini belum ada aturan baku. Tidak semua pemain asing di Indonesia itu berkualitas prima. Bahkan hanya segelintir pemain asing yang benar-benar berkualitas.
Fenomena ini makin kentara ketika banyak juga pemain asing yang terlibat kasus kekerasan di lapangan. Pelatih-pelatih yang pernah menangani Persib sering berkilah agar tidak menyalahkan pemain asingnya, tapi melihat juga pemain lokal, apakah mereka juga punya kualitas. Tentu saja itu menjadi argumen yang aneh.
"Di Bandung saja sudah banyak yang layak untuk menjadi pemain Persib dibanding pemain luar. Banyak juga pemain asal Bandung yang pergi ke daerah lain untuk menjadi pemain profesional," ujar mantan pelatih Persib Indra Thohir.
Pelatih Daniel Roekito membuktikan bahwa pemain lokal milik Persib bisa berbicara lebih. Terbukti, kala menjamu Pelita Jaya Karawang di Stadion Siliwangi Bandung, Minggu (6/2/2011), Daniel bereksperimen dengan memasang 11 pemain lokal, plus satu pemain “asing” yang telah dinaturalisasi Cristian Gonzales.
Hasilnya Persib mengungguli tamunya dengan skor 1-0. Gol tersebut tercipta pada babak pertama saat lapangan diisi 11 pemain lokal. Optimisme produk lokal makin menyala ketika beberapa hari sebelumnya, Daniel sempat mengatakan hanya akan menurunkan pemain-pemain yang memiliki hati dan loyal kepada Maung Bandung. Bahkan ia juga menyebut pemain lokal masih memiliki mental dan semangat tinggi.
Saat menjamu Persijap Jepara, Minggu Minggu (13/2?2011) Daniel Roekito hanya menurunkan pemain lokal, hasilnya Persib menggebuk Persijap dengan skor telak 4-1. Sebuah bukti lagi bahwa pemain lokal tak kalah kuat dengan pemain asing. "Kalau lihat seperti ini, akan kita pertahankan tim ini," ujar Daniel.
Bobotoh Persib pun mengaku tidak keberatan jika manajemen menghapus pemain asing. Namun pemain tersebut harus mempunyai kualitas tinggi dan loyal kepada Persib. Bahkan Wakil Gubernur Jawa Barat Dede Yusuf menilai kualitas pemain lokal, termasuk hasil binaan sendiri Persib, tidak kalah dengan pemain asing yang harganya cukup tinggi. Jadi tak salah bila Persib berniat kembali memaksimalkan potensi pemain lokal. “Pada dasarnya kita siap tidak memakai pemain asing”, tegas orang nomor dua di Jabar itu.
Para pemain lokal binaan Persib akan selalu ada sekalipun tim kebanggaan warga Bandung terpuruk di dasar klasemen. Mereka mempunyai keterikatan batin lebih kuat dibanding pemain luar Bandung atau Jabar, apalagi pemain asing yang hanya bermain karena alasan profesionalisme, atau menjadi barang pemanis dan penarik bobotoh untuk datang ke stadion.
Read More »»
Blog untuk bobotoh Persib Saalam Dunya Semua berita tentang Persib dan sepakbola Indonesia Download Software dan Mp3 gratis Tip dan trik blog Menghasilkan Uang di Internet Persib Shopee liga 1 transfer Windows berita seputar Rajapolah,Tasikmalaya,Jawa barat Berita CPNS Kab Tasikmalaya Kerajinan Rajapolah
2/21/2011
Setelah libur selama sepekan, Persib Bandung kembali akan menjalani latihan jelang putaran II Liga Super Indonesia (LSI) 2010-2011. Selain latihan, Persib juga akan menggelar seleksi pemain yang akan direkrut di putaran II nanti.
Rencananya, latihan dan seleksi akan digelar di Satdion Siliwangi, Senin (21/2) pukul 15.30 WIB. Proses seleksi itu diagendakan hanya berlangsung selama dua hari yaitu Senin hingga Selasa (21-22/2).
Menurut Asisten Pelatih Persib Bandung, Robby Darwis, sisa libur jeda jelang putaran II ini akan digunakan untuk membenahi tim. Pembenahan tim sesuai dengan hasil evaluasi selama Persib menjalani putaran I lalu.
"Selama jeda kompetisi, pelatih tentunya akan fokus membenahi tim. Mulai dari meningkatkan kondisi fisik, teknik, taktik dan strategi. Semuanya akan dimantapkan selama jeda kompetisi," kata Robby kepada wartawan, Minggu (20/2).
Selain latihan, Persib diperkirakan juga akan menggelar serangkain uji coba. Menurutnya, uji coba merupakan hal yang cukup penting untuk melihat hasil evaluasi yang dilakukan Persib.
"Tentu saja harus ada uji coba sebelum melawan Semen Padang, karena itu sangat penting. Minimal dua kali uji coba. Lawannya bisa dari tim divisi I atau divisi utama," ujarnya.
Kendati demikian, Robby belum bisa memastikan jadwal laga uji coba tersebut. Dengan demikian, Persib hanya memiliki waktu selama 12 hari berlatih sebelum berhadapan dengan Semen Padang pada 5 Maret mendatang.
Sementara itu hingga, Minggu (20/2), belum diketahui pemain asing yang akan mengikuti seleksi pada, Senin (21/2) ini. Sebelumnya, memang sempat disebut Persib akan kedatangan pemain dari Jepang, Korea Selatan, Slovakia, dan Bosnia. Sedangkan dua pemain Brasil yang rencananya akan mengikuti seleksi diperkirakan batal.
Menurut sumber "GM", pembatalan tersebut hanya dikarenakan hal teknis. Seperti diberitakan sebelumnya, kedua pemain Brasil tersebut yaitu, Fabiano, seorang kiper berusia 23 tahun dengan tinggi 195 cm dan playmaker bernama Frans Sergio berusia 24 tahun dengan tinggi 189 cm.
Read More »»
Rencananya, latihan dan seleksi akan digelar di Satdion Siliwangi, Senin (21/2) pukul 15.30 WIB. Proses seleksi itu diagendakan hanya berlangsung selama dua hari yaitu Senin hingga Selasa (21-22/2).
Menurut Asisten Pelatih Persib Bandung, Robby Darwis, sisa libur jeda jelang putaran II ini akan digunakan untuk membenahi tim. Pembenahan tim sesuai dengan hasil evaluasi selama Persib menjalani putaran I lalu.
"Selama jeda kompetisi, pelatih tentunya akan fokus membenahi tim. Mulai dari meningkatkan kondisi fisik, teknik, taktik dan strategi. Semuanya akan dimantapkan selama jeda kompetisi," kata Robby kepada wartawan, Minggu (20/2).
Selain latihan, Persib diperkirakan juga akan menggelar serangkain uji coba. Menurutnya, uji coba merupakan hal yang cukup penting untuk melihat hasil evaluasi yang dilakukan Persib.
"Tentu saja harus ada uji coba sebelum melawan Semen Padang, karena itu sangat penting. Minimal dua kali uji coba. Lawannya bisa dari tim divisi I atau divisi utama," ujarnya.
Kendati demikian, Robby belum bisa memastikan jadwal laga uji coba tersebut. Dengan demikian, Persib hanya memiliki waktu selama 12 hari berlatih sebelum berhadapan dengan Semen Padang pada 5 Maret mendatang.
Sementara itu hingga, Minggu (20/2), belum diketahui pemain asing yang akan mengikuti seleksi pada, Senin (21/2) ini. Sebelumnya, memang sempat disebut Persib akan kedatangan pemain dari Jepang, Korea Selatan, Slovakia, dan Bosnia. Sedangkan dua pemain Brasil yang rencananya akan mengikuti seleksi diperkirakan batal.
Menurut sumber "GM", pembatalan tersebut hanya dikarenakan hal teknis. Seperti diberitakan sebelumnya, kedua pemain Brasil tersebut yaitu, Fabiano, seorang kiper berusia 23 tahun dengan tinggi 195 cm dan playmaker bernama Frans Sergio berusia 24 tahun dengan tinggi 189 cm.
Read More »»
Persib Bandung belum bersikap atas pencoretan Jenderal George Toisutta dan Arifin Panigoro sebagai calon Ketua Umum PSSI oleh Komisi Pemilihan PSSI. Padahal Persib merupakan salah satu pendukung George Toisutta dalam pencalonan tersebut.
"Nanti, kita masih menunggu Pak George," ujar Manajer Persib Bandung, H. Umuh Muchtar melalui pesan singkatnya, Minggu (20/2).
Umuh tidak menjelaskan lebih rinci tentang sikap yang akan diambil oleh Persib. Namun George dan Arifin memang akan melakukan perlawanan terhadap pencoretan keduanya. Sedangkan sebelumnya, Persib melalui Umuh menjadi garda terdepan pencalonan George. Bahkan Umuh sempat membacakan "Manifesto Reformasi PSSI".
Sikap Persib ini berbeda dengan sikap yang dikeluarkan oleh Persebaya 1927. Melalui Ketua Umumnya, Saleh Ismail Mukadar bahkan menyatakan, siap mendukung keduanya melalui gerakan massa.
"Semua jalur kita pakai. Lewat ini (banding) dan gerakan massa. Pokoknya, harus kita akhiri praktik mafia Nurdin di PSSI," tegas Saleh seperti dikutip goal.com.
Sementara itu, Ketua Umum Bomber, Asep Abdul menyayangkan sikap Komisi Pemilihan PSSI, yang mencoret kedua nama tersebut. Kendati demikian, Asep mengingatkan, kedua calon tersebut masih bisa menggunakan hak banding yang diberikan Komisi Pemilihan.
Dalam waktu tiga hari seperti yang diberikan Komisi Pemilihan, diharapkan George dan Arifin tetap masuk ke dalam bursa pencalonan. "Ada waktu untuk Pak George bisa kembali masuk menjadi calon ketua PSSI. Kita berharap Pak George bisa kembali masuk," katanya.
Diakui oleh Asep, bobotoh khususnya Bomber memang menginginkan figur baru di tubuh PSSI. Karena figur yang lama dianggap telah gagal membangun persepakbolaan Indonesia dengan baik.
Contoh kecilnya, PSSI sudah tidak bisa menjembatani perizinan pertandingan Persib kontra Persija Jakarta di Bandung. Setiap laga Persib versus Persija, pihak kepolisian selalu melarang adanya penonton. Padahal laga ini syarat dengan tontonan yang menarik.
"Seharusnya PSSI bisa melobi dan meyakinkan Mabes Polri untuk bisa memberikan izin menggelar pertandingan dengan penonton. Tetapi hingga beberapa musim ini, pertandingan selalu digelar tanpa penonton," tukasnya.
Read More »»
"Nanti, kita masih menunggu Pak George," ujar Manajer Persib Bandung, H. Umuh Muchtar melalui pesan singkatnya, Minggu (20/2).
Umuh tidak menjelaskan lebih rinci tentang sikap yang akan diambil oleh Persib. Namun George dan Arifin memang akan melakukan perlawanan terhadap pencoretan keduanya. Sedangkan sebelumnya, Persib melalui Umuh menjadi garda terdepan pencalonan George. Bahkan Umuh sempat membacakan "Manifesto Reformasi PSSI".
Sikap Persib ini berbeda dengan sikap yang dikeluarkan oleh Persebaya 1927. Melalui Ketua Umumnya, Saleh Ismail Mukadar bahkan menyatakan, siap mendukung keduanya melalui gerakan massa.
"Semua jalur kita pakai. Lewat ini (banding) dan gerakan massa. Pokoknya, harus kita akhiri praktik mafia Nurdin di PSSI," tegas Saleh seperti dikutip goal.com.
Sementara itu, Ketua Umum Bomber, Asep Abdul menyayangkan sikap Komisi Pemilihan PSSI, yang mencoret kedua nama tersebut. Kendati demikian, Asep mengingatkan, kedua calon tersebut masih bisa menggunakan hak banding yang diberikan Komisi Pemilihan.
Dalam waktu tiga hari seperti yang diberikan Komisi Pemilihan, diharapkan George dan Arifin tetap masuk ke dalam bursa pencalonan. "Ada waktu untuk Pak George bisa kembali masuk menjadi calon ketua PSSI. Kita berharap Pak George bisa kembali masuk," katanya.
Diakui oleh Asep, bobotoh khususnya Bomber memang menginginkan figur baru di tubuh PSSI. Karena figur yang lama dianggap telah gagal membangun persepakbolaan Indonesia dengan baik.
Contoh kecilnya, PSSI sudah tidak bisa menjembatani perizinan pertandingan Persib kontra Persija Jakarta di Bandung. Setiap laga Persib versus Persija, pihak kepolisian selalu melarang adanya penonton. Padahal laga ini syarat dengan tontonan yang menarik.
"Seharusnya PSSI bisa melobi dan meyakinkan Mabes Polri untuk bisa memberikan izin menggelar pertandingan dengan penonton. Tetapi hingga beberapa musim ini, pertandingan selalu digelar tanpa penonton," tukasnya.
Read More »»
Langganan:
Postingan (Atom)