Kekalahan Persib Bandung 1-4 dari tuan rumah Sriwijaya FC, Rabu (12/1) sore membuat Manajer Persib H Umuh Muchtar berang. Umuh bahkan mengancam Persib akan mundur dari Liga Super Indonesia (LSI) jika kinerja wasit tak kunjung membaik.
"Ya biar saja kalah. Kinerja wasit seperti ini. Jauh dari wasit LPI," tuturnya saat dalam wawancara dengan RRI seusai pertandingan.
Ia merasa banyak keputusan sang pengadil Ansalmus yang merugikan Maung Bandung. Keputusan seperti offside menurut Umuh lebih banyak merugikan Persib. Beberapa pemain Persib dalam pandangannya tak berada dalam posisi offside namun dianggap offside oleh hakim garis dan wasit.
"Gol yang terakhir (yang dicetak oleh Budi Sudarsono) itu offside. Tapi ketika ada pelanggaran buat kami tidak dikasih," keluhnya.
Karenanya, ia meminta agar kinerja wasit diperbaiki. Ia tak mau wasit menjadi biang kekalahan Maung Bandung saat main tandang. "Anak-anak sudah main bagus. Cuma wasit aja yang seperti itu. Kalau nanti Persib mundur, jangan salahkan (Persib)," tuturnya.
Ini untuk kedua kalinya di musim ini Umuh tak puas dengan kinerja wasit. Saat Persib takluk dari tuan rumah PSPS Pekanbaru, Umuh juga menuding wasit terlalu berpihak kepada tuan rumah.
Saat itu, Persib kalah 0-1 lewat gol penalti di babak kedua.
Seusai pertandingan, Umuh menuturkan, ketika jeda pertandingan seseorang mengatakan jika tuan rumah akan diberi penalti. "Dan ternyata itu jadi kenyataan," katanya saat itu. Gol yang dicetak Herman Dzumafo akhirnya membuat Persib kalah.
Read More »»
Blog untuk bobotoh Persib Saalam Dunya Semua berita tentang Persib dan sepakbola Indonesia Download Software dan Mp3 gratis Tip dan trik blog Menghasilkan Uang di Internet Persib Shopee liga 1 transfer Windows berita seputar Rajapolah,Tasikmalaya,Jawa barat Berita CPNS Kab Tasikmalaya Kerajinan Rajapolah
1/14/2011
PSSI menerima surat dari FIFA yang mengizinkan penjatuhan sanksi kepada Liga Primer Indonesia (LPI) beserta seluruh klub afiliasi, ofisial, para pemain termasuk perwakilan pemain yang terlibat dalam kegiatan LPI.
Juru bicara LPI Abi Hasantoso dalam percakapan melalui ponsel dengan GOAL.com menegaskan, pihaknya tidak akan menghiraukan surat tersebut, meskipun telah ditandatangani sekretaris jenderal FIFA Jerome Valcke.
"Pertama-tama, keabsahan surat itu sendiri masih perlu dipertanyakan. Sulit dipercaya bahwa FIFA bisa segitu cepatnya menanggapi surat PSSI. Urusan FIFA bukan PSSI saja, tapi seluruh dunia. PSSI yang tidak pernah mendatangkan prestasi tentunya tidak mungkin ditanggapi cepat oleh FIFA," tegas Abi
Sedangkan kami sudah menjalin hubungan dengan FIFA. Kami siap bertemu FIFA dan kami punya lobi ke FIFA yang PSSI tidak tahu. LPI dibuat sangat serius, sangat profesional dengan jaringan internasional juga, dan kami juga dekat ke FIFA. Beda dengan PSSI yang hanya dekat dengan petugas FIFA tertentu.
"Kami justru saat ini ingin bertemu dengan FIFA. Kami berharap FIFA bisa mendengar langsung LPI dari kami, supaya lebih jelas. Kalau dari PSSI, mereka sudah jelas menolak kami dari dulu. Bahkan tadi siang, difasilitasi BOPI [Badan Olahraga Profesional Indonesia], kami sudah siap bertemu, tapi PSSI yang keberatan," lanjutnya.
"Terus yang kedua, PSSI tidak perlu memberi sanksi kepada LPI, karena kami sudah di bawah BOPI. Jadi PSSI salah alamat. Sanksi itu juga salah alamat, toh kami bukan di bawah wewenang PSSI. Jadi, tidak ada dasar hukumnya PSSI melakukan ini.
"Kami sudah didukung tim pengacara yang kuat. LPI akan melindungi dan membela seluruh pemain, pelatih dan wasit dan perangkat pertandingan yang sudah bekerja untuk LPI. Kami akan mengirimkan tim pembela hukum, dan dia adalah salah satu ahli hukum olahraga terbaik di Indonesia."
Selain itu, Abi menyebut PSSI seharusnya mengutamakan sepakbola industri sebagai hasil Kongres Sepakbola Nasional (KSN) yang digelar di Malang tahun lalu.
"LPI dasarnya dari KSN. Presiden, Menpora, KONI, dan seluruh masyarakat yang mencintai sepakbola mendukungnya," katanya.
Abi menambahkan, pindahnya PSM, Persema dan Persibo ke LPI, termasuk tekad Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan untuk bertahan di Persema, didasari oleh perlunya profesionalisme dalam sepakbola dapat terwujud.
"Kita bisa lihat tiga klub itu meninggalkan kompetisi liga yang menggunakan uang rakyat, dan mereka sadar bahwa sepakbola profesional itu bisa dibangun dari modal pengusaha, bukan dari uang APBD [Anggaran Pemerintah dan Belanja Daerah]," tegasnya.
"PSSI seharusnya mengedepankan sepakbola industri sebagai hasil dari KSN. LPI dasarnya dari KSN.
"Selain itu, seluruh klub LPI wajib melakukan pembinaan dan kompetisi mulai dari grassroots sampai kelompok umur U-23, suatu hal yang tidak pernah dipikirkan dengan serius oleh PSSI.
Read More »»
Juru bicara LPI Abi Hasantoso dalam percakapan melalui ponsel dengan GOAL.com menegaskan, pihaknya tidak akan menghiraukan surat tersebut, meskipun telah ditandatangani sekretaris jenderal FIFA Jerome Valcke.
"Pertama-tama, keabsahan surat itu sendiri masih perlu dipertanyakan. Sulit dipercaya bahwa FIFA bisa segitu cepatnya menanggapi surat PSSI. Urusan FIFA bukan PSSI saja, tapi seluruh dunia. PSSI yang tidak pernah mendatangkan prestasi tentunya tidak mungkin ditanggapi cepat oleh FIFA," tegas Abi
Sedangkan kami sudah menjalin hubungan dengan FIFA. Kami siap bertemu FIFA dan kami punya lobi ke FIFA yang PSSI tidak tahu. LPI dibuat sangat serius, sangat profesional dengan jaringan internasional juga, dan kami juga dekat ke FIFA. Beda dengan PSSI yang hanya dekat dengan petugas FIFA tertentu.
"Kami justru saat ini ingin bertemu dengan FIFA. Kami berharap FIFA bisa mendengar langsung LPI dari kami, supaya lebih jelas. Kalau dari PSSI, mereka sudah jelas menolak kami dari dulu. Bahkan tadi siang, difasilitasi BOPI [Badan Olahraga Profesional Indonesia], kami sudah siap bertemu, tapi PSSI yang keberatan," lanjutnya.
"Terus yang kedua, PSSI tidak perlu memberi sanksi kepada LPI, karena kami sudah di bawah BOPI. Jadi PSSI salah alamat. Sanksi itu juga salah alamat, toh kami bukan di bawah wewenang PSSI. Jadi, tidak ada dasar hukumnya PSSI melakukan ini.
"Kami sudah didukung tim pengacara yang kuat. LPI akan melindungi dan membela seluruh pemain, pelatih dan wasit dan perangkat pertandingan yang sudah bekerja untuk LPI. Kami akan mengirimkan tim pembela hukum, dan dia adalah salah satu ahli hukum olahraga terbaik di Indonesia."
Selain itu, Abi menyebut PSSI seharusnya mengutamakan sepakbola industri sebagai hasil Kongres Sepakbola Nasional (KSN) yang digelar di Malang tahun lalu.
"LPI dasarnya dari KSN. Presiden, Menpora, KONI, dan seluruh masyarakat yang mencintai sepakbola mendukungnya," katanya.
Abi menambahkan, pindahnya PSM, Persema dan Persibo ke LPI, termasuk tekad Irfan Bachdim dan Kim Jeffrey Kurniawan untuk bertahan di Persema, didasari oleh perlunya profesionalisme dalam sepakbola dapat terwujud.
"Kita bisa lihat tiga klub itu meninggalkan kompetisi liga yang menggunakan uang rakyat, dan mereka sadar bahwa sepakbola profesional itu bisa dibangun dari modal pengusaha, bukan dari uang APBD [Anggaran Pemerintah dan Belanja Daerah]," tegasnya.
"PSSI seharusnya mengedepankan sepakbola industri sebagai hasil dari KSN. LPI dasarnya dari KSN.
"Selain itu, seluruh klub LPI wajib melakukan pembinaan dan kompetisi mulai dari grassroots sampai kelompok umur U-23, suatu hal yang tidak pernah dipikirkan dengan serius oleh PSSI.
Read More »»
SEBUAH rekor buruk ditorehkan Persib Bandung pada Liga Super Indonesia (LSI) 2010/2011. Empat gol yang disarangkan para pemain Sriwijaya FC ke gawang Markus Horison Rihihina pada pertandingan lanjutan LSI 2010/2011 di Stadion Gelora Sriwijaya Palembang, Rabu (12/1), menambah jumlah kebobolan Persib menjadi 14 gol dalam 6 laga pembuka musim ini. Itu artinya, rata-rata kebobolan Persib sudah menyentuh angka 2,33 per laga.
Berdasarkan data statistik yang dimiliki "GM", rata-rata kebobolan Persib dalam 6 laga pembuka pada musim ini tersebut merupakan yang terburuk sejak 27 tahun, atau sejak Persib kembali ke promosi Kompetisi Perserikatan pada tahun 1983. Jumlah 14 gol kebobolan ini memecahkan rekor 11 gol dalam 6 laga pembuka Persib di Liga Indonesia (LI) IX/2003.
Sejumlah mantan pemain Persib menunjuk, tingginya angka kebobolan Persib dalam 6 pertandingan pembuka LSI 2010/2011 ini, disebabkan oleh terlalu banyaknya lubang yang menganga di sektor pertahanan Persib.
"Meski sudah ganti pelatih, belum ada perubahan yang signifikan di tim ini, terutama lini belakang. Saya melihat, sektor pertahanan malah semakin rapuh," ujar mantan bek tangguh Persib di era '90-an, Yadi Mulyadi kepada "GM", Kamis (13/1).
Analisis serupa diungkapkan striker Persib ketika menjuarai LI I/1994-1995, Kekey Zakaria. "Dari sisi permainan, kehadiran Daniel belum memunculkan perubahan. Malahan, saya melihat lini belakang semakin parah," timpal tandem sehati Sutiono Lamso ini.
Evaluasi Baihakki
Yadi dan Kekey sepakat, tim pelatih dan manajemen tim harus segera melakukan evaluasi terhadap para pemain di lini belakang. Bahkan, Yadi tidak segan-segan mengusulkan agar tim pelatih memarkir para pemain belakang yang selama ini dianggap sebagai kartu mati. "Ya harus segera dievaluasi, supaya tidak membuang uang percuma," kata Yadi.
Ketika ditanyakan siapa pemain belakang yang dianggap sebagai titik lemah pertahanan Persib pada laga terakhir, Yadi tanpa ragu menunjuk Baihakki bin Khaizan. "Dibandingkan Nova (Arianto), saya lihat Baihakki lebih menjadi titik lemah lini pertahanan Persib.
"Selain punya andil dalam terjadinya dua gol pertama Persib, saya lihat cara bermainnya pun seperti begitu. Padahal dia 'kan pemain tim nasional Singapura," ujar Kekey, melontarkan keanehannya.
Berbeda dengan Yadi dan Kekey, mantan pemain Persib era '80-an, Bambang Sukowiyono lebih menunjuk kepada visi permainan Persib yang tak jelas sasaran dan targetnya.
Read More »»
Berdasarkan data statistik yang dimiliki "GM", rata-rata kebobolan Persib dalam 6 laga pembuka pada musim ini tersebut merupakan yang terburuk sejak 27 tahun, atau sejak Persib kembali ke promosi Kompetisi Perserikatan pada tahun 1983. Jumlah 14 gol kebobolan ini memecahkan rekor 11 gol dalam 6 laga pembuka Persib di Liga Indonesia (LI) IX/2003.
Sejumlah mantan pemain Persib menunjuk, tingginya angka kebobolan Persib dalam 6 pertandingan pembuka LSI 2010/2011 ini, disebabkan oleh terlalu banyaknya lubang yang menganga di sektor pertahanan Persib.
"Meski sudah ganti pelatih, belum ada perubahan yang signifikan di tim ini, terutama lini belakang. Saya melihat, sektor pertahanan malah semakin rapuh," ujar mantan bek tangguh Persib di era '90-an, Yadi Mulyadi kepada "GM", Kamis (13/1).
Analisis serupa diungkapkan striker Persib ketika menjuarai LI I/1994-1995, Kekey Zakaria. "Dari sisi permainan, kehadiran Daniel belum memunculkan perubahan. Malahan, saya melihat lini belakang semakin parah," timpal tandem sehati Sutiono Lamso ini.
Evaluasi Baihakki
Yadi dan Kekey sepakat, tim pelatih dan manajemen tim harus segera melakukan evaluasi terhadap para pemain di lini belakang. Bahkan, Yadi tidak segan-segan mengusulkan agar tim pelatih memarkir para pemain belakang yang selama ini dianggap sebagai kartu mati. "Ya harus segera dievaluasi, supaya tidak membuang uang percuma," kata Yadi.
Ketika ditanyakan siapa pemain belakang yang dianggap sebagai titik lemah pertahanan Persib pada laga terakhir, Yadi tanpa ragu menunjuk Baihakki bin Khaizan. "Dibandingkan Nova (Arianto), saya lihat Baihakki lebih menjadi titik lemah lini pertahanan Persib.
"Selain punya andil dalam terjadinya dua gol pertama Persib, saya lihat cara bermainnya pun seperti begitu. Padahal dia 'kan pemain tim nasional Singapura," ujar Kekey, melontarkan keanehannya.
Berbeda dengan Yadi dan Kekey, mantan pemain Persib era '80-an, Bambang Sukowiyono lebih menunjuk kepada visi permainan Persib yang tak jelas sasaran dan targetnya.
Read More »»
Langganan:
Postingan (Atom)